Makanan
Siap Saji
Apasih yang dimaksud dengan
makanan siap saji dan apa saja contoh, sejarah serta apa bahaya dari makanan
siap saji tersebut. Saya akan menjelaskan dari pertanyaan diatas.
Pasti dari kebanyakan orang yang
sibuk di jakarta atau di semua negara sangat dekat dengan makanan siap saji,
karena kita tidsk perlu repot repot untuk melalukan masak terlebih dahulu. Kita
hanya datang ketempat makanan tersebut dan memesan makanan yang kita inginkan kepada
pelayan yang ada ditoko. Lalu pelayan akan menyediakan makanan yang kita pesan
dengan cepat.
Nah yuk kita bahas lebih lanjut
lagi...
Makanan siap saji adalah istilah untuk makanan yang dapat disiapkan dan
dilayankan dengan cepat. Sementara makanan apapun yang dapat disiapkan dengan
segera dapat disebut makanan siap saji, biasanya
istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran atau toko dengan persiapan yang
berkualitas rendah dan dilayankan kepada pelanggan dalam sebuah bentuk paket
untuk dibawa pergi. Istilah "makanan siap saji" diakui
dalam bahasa kamus bahasa Inggris Merriam-Webster pada 1951.
Penjualan makanan seperti ini bisa berupa kios yang mungkin tidak memiliki naungan atau tempat duduk,
atau restoran siap saji
(juga dikenal sebagai restoran layanan cepat). Operasi waralaba yang
merupakan bagian dari rantai restoran telah membakukan bahan-bahan makanan yang
dikirim ke masing-masing restoran dari pusatnya.
Persyaratan modal untuk memulai
sebuah restoran siap saji relatif kecil. Restoran-restoran siap saji kecil yang
dimiliki individu telah menjadi lazim di seluruh dunia. Restoran-restoran
dengan rasio tempat duduk yang lebih banyak, yang pelanggannya dapat duduk dan
membawa pesanan mereka ke meja untuk dimakan dengan suasana yang lebih mewah
dikenal sebagai restoran siap saji kasual.
Sejarah
Meskipun restoran siap saji sering dilihat sebagai
representasi teknologi modern, konsep "makanan yang siap dibawa" sama
tuanya dengan kota-kota sendiri. Variasi-variasi yang unik dapat ditemukan
dalam sejarah berbagai kebudayaan. Kota-kota Romawi kuno memiliki stand-stand roti dan minyak zaitun.
Budaya Asia Timur memiliki toko-toko mie. Roti pipih dan falafel banyak dijual
di toko-toko seperti ini di Timur Tengah.
Makanan siap saji populer di India termasuk Vada pav, Papri chaat, Bhelpuri, Panipuri dan Dahi vada. Di negara-negara berbahasa Perancis di Afrika Barat, sementara stand-stand kaki lima di dalam dan di sekitar kota-kota besar
terus menjual berbagai jenis makanan siap saji, sate yang dibakar, yang dikenal
sebagai "brochette" (jangan dikacaukan dengan roti snack dengan nama yang sama di Eropa).
Britania Raya
Makanan siap saji telah ada di Britania Raya sejak setidak-tidaknya zaman Romawi, meskipun perbedaan antara
menu makanan siap saji dan restoran-restoran siap saji kasual kadang-kadang
tidak jelas. Sebelum zaman modern,
makanan siap saji di negara ini termasuk pie daging dan pastri serta gorengan dan berbagai jenis kue.
Pada Abad Pertengahan
di berbagai kota besar bisa ditemukan toko pie atau dapur-dapur yang menjual makanan seperti ini. Pub
dan kedai minuman setempat juga memberikan berbagai jenis
"makanan siap saji", meskipun tidak selalu tersedia cepat.
Amerika Serikat
Pada 1867, Charles Feltman, seorang tukang daging Jerman, membuka tempat penjualan hot dog pertama di Coney Island di Brooklyn, New York City, meskipun asal-usul istilah
ini masih diperdebatkan. World's Columbian Exposition (Chicago 1893) dan St. Louis World's Fair pada 1904 disebut
sebagai promosi masal pertama untuk sejumlah makanan yang siap dibawa, termasuk
hot dog, kerucut es krim dan teh es.
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Sejarah McDonald's
McDonald's,
rantai makanan siap saji terbesar di dunia dan merek yang paling sering
dihubungkan dengan istilah "makanan d siap saji", didirikan sebagai
sebuah restoran drive-in barbecue pada 1940 oleh Richard J.
dan Maurice McDonald. Setelah menyadari bahwa keuntungan terbesar
mereka berasal dari hamburger, kedua saudara ini menutup restoran mereka selama
tiga bulan dan membukanya kembali pada 1948 sebagai sebuah stan dengan menu
sederhana berupa hamburger, kentang goreng, milkshake, kopi, dan Coca-Cola, yang dilayankan dalam bungkusan
kertas yang langsung dibuang.
Hasilnya, mereka dapat memproduksi hamburger dan
kentang goreng terus-menerus, tanpa menunggu pesanan pelanggan, dan
menyajikannya dengan segera. Hamburger seharga 15 sen, sekitar setengah harga
makanan lainnya. Metode produksi singkat ini, yang disebutnya "Sistem
pelayanan kilat" (Speedee Service System) dipengaruhi oleh inovasi jalur produksi oleh Henry Ford.
Ini Bahaya Makanan Siap Saji:
Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan dokter mengimbau kepada
masyarakat untuk berhati-hati terhadap makanan siap saji seiring kandungan
dalam jenis makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Erik Rohmando Purba, ahli penyakit dalam RSU Bunda Jakarta
mengatakan, makanan siap saji cenderung banyak mengandung garam atau natrium
berlebihan yang dapat menyebabkan darah tinggi bagi konsumen.
"Apabila konsumen sudah menderita darah tinggi,
sebaiknya membatasi asupan natrium sekitar 2.400 mg per hari. Melebihi aturan
tentunya membuat kontrol tekanan darah tinggi menjadi tidak baik,"
tuturnya kepada Bisnis di Jakarta,
Selasa (20/8/2013).
Selain itu, makanan cepat saji mengandung kalori tinggi
terutama dari gula yang berbahaya bagi penderita diabetes. Makanan cepat saji
juga mengandung lemak trans yang lebih berbahaya dibandingkan dengan lemak
lainnya. Jika dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dalam
pembuluh darah dan dapat timbul serangan jantung koroner, stroke atau penyakit
kardiovaskular lainnya.
Erik menjelaskan selama dirinya menjadi dokter penyakit
dalam, banyak penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak benar.
Apalagi gaya hidup jaman sekarang cenderung tidak sehat seperti jarang
berolahraga, banyak merokok atau mengkonsumsi makanan yang tidak baik buat
kesehatan.
“Lebih dari 60 pasien per hari di RSPI Sulianti Saroso
Jakarta dan RSU Bunda Jakarta, mengidap penyakit dalam,” ujarnya. Menurutnya,
penyakit dalam tersebut dipengaruhi banyak faktor, tentunya tidak hanya faktor
makanan saja, sehingga sulit diprediksi seperti apa perkembangan penyakit dalam
ke depannya.
Dia memberikan contoh, menurut penelitian menunjukkan bahwa
gangguan kolesterol dipengaruhi oleh faktor makanan sebesar 30%, dan sisanya
faktor genetik sebesar 70%. Sementara untuk diabetes disebabkan oleh faktor
genetik 20% dan sisanya disebabkan
faktor gaya hidup. "Tentu saja apabila kita tidak memperbaiki gaya hidup
seperti jarang berolah raga serta banyak mengkonsumsi makanan tidak sehat
seperti fast food, tentu saja risiko untuk timbulnya gangguan kesehatan atau
penyakit pada kemudian hari menjadi semakin besar," ungkapnya.
Makanan siap saji sudah menjadi tren masa kini
Kesibukan bekerja dan
tuntutan hidup lainnya membuat berkurangnya waktu untuk memasak lauk dan sayur
untuk makanan sehari- hari. Pada akhirnya, banyak orang yang beralih ke makanan
instan dan cepat saji, seperti makanan beku, makanan kalengan, dan makanan
awetan. Makanan siap saji sekarang ini sudah menjadi gaya hidup, karena selain
harganya terjangkau, makanan siap saji mudah diolah, cepat dan praktis, tahan
lama, serta rasanya pun enak.
Berdasarkan hasil
studi Kantar Worldpanel Indonesia, penggemar makanan beku seperti nugget,
sosis, kentang siap goreng, bakso, dan lain- lain terus meningkat. Data ini
didukung oleh naiknya jumlah pembeli yang mencapai 63 persen dari total rumah
tangga urban di Indonesia, angka ini naik 8 poin dibandingkan dengan tahun
lalu. Naiknya jumlah pembeli juga didukung oleh meningkatnya pengeluaran per
rumah tangga sebesar 28 persen untuk kategori produk makanan beku, dari Rp.
100,000 setahun menjadi Rp. 128,000.
Dalam setahun, makanan
beku dibeli rata- rata 11 kali, yang berarti hampir setiap bulan, setiap rumah
tangga membeli makanan beku instan. Frekuensi pembelian ini meningkat secara
signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu terutama untuk konsumen menengah
ke bawah, sedangkan untuk masyarakat menengah ke atas frekuensi pembelian
makanan beku tercatat lebih tinggi dari rata- rata yaitu 13 kali dalam setahun.
Dibandingkan dengan
makanan beku, makanan kaleng dan awetan memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi
dari sisi jumlah pembeli. Walaupun tahun lalu jumlah pembeli makanan kaleng dan
awetan masih dibawah makanan beku, tahun ini jumlah pembeli makanan kaleng dan
awetan sudah mencapai 68 persen dari total rumah tangga urban di Indonesia. Hal
ini berarti pada tahun ini jumlah pembeli makanan kaleng dan awetan lebih
tinggi daripada makanan beku. Pertumbuhan ini didorong oleh munculnya produk
baru yaitu sosis siap makan yang sering dikonsumsi sebagai cemilan, namun tetap,
ikan kalengan dan daging kornet mendominasi produk ini.
Dari kalangan rumah
tangga muda tanpa anak, makanan kaleng dan awetan sangat digemari. Tahun ini
saja 80 persen dari segmen tersebut merupakan pembeli dari makanan instan ini.
Pada rumah tangga yang lebih dewasa, kecenderungan untuk membeli makanan kaleng
dan awetan semakin berkurang. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kecenderungan
rumah tangga pasangan muda lebih menyukai sesuatu yang instan dan cepat,
sedangkan perhatian rumah tangga yang lebih dewasa terhadap kesehatan lebih
tinggi.
Oke kita sudah tau
arti dan bahayanya dari makanan siap saji tersebut. Jadi bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda adalah salah satu dari penggemar makanan siap saji?
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan_siap_saji
http://lifestyle.bisnis.com/read/20130821/220/157868/ini-bahaya-makanan-siap-saji
http://www.kantarworldpanel.com/id/News/makanan-siap-saji-gaya-hidup